Test Footer

Home » » 4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”

4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”


4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”
purwoudiutomo.com623 × 600


  

Assalamualaikum sobat aloneartikel, lama tak jumpa. Akhirnya admin sekarang bisa memposting artikel kembali, karna sudah sekian lama kira-kira sebulan lebih bahkan hampir 2 bulan tidak bisa nulis artikel dikarenakan laptop nya rusak dan harus ngantri servisan yang begitu banyak,,,kok jadi curhat ya,,,,,hehe!!

Bulan lalu saya telah membagikan artikel ketika hati yang merajai kepada anda, tapi untuk postingan ini topik kita adalah seputar pendidikan, dan hal-hal yang bersangkutan dengan pendidikan dan apa saja yang harus dilakukan dalam pendidikan?!

Oke sobat, pada kesempatan yang berbahagia ini admin akan memposting tentang pendidikan karakter dan membentuk generasi muda untuk bisa mempunyai nilai-nilai karakter yang sesuai normatif, sekaligus mempersiapkan generasi muda yang memiliki karakter berkualitas untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

Setiap jam setiap menit bahkan setiap detik, baik media cetak maupun non cetak tak henti-hentinya memberikan tindak kejahatan ke seluruh penjuru dunia. Berita yang disebarkan pun tak tanggung-tanggung mulai tindak kejahatan ringan sampai level berat. Lihat saja beberapa kasus yang marak terjadi disekitar kita seperti tawuran yang melibatkan para siswa SMP dan SMA, sampai kasus korupsi yang banyak menyandung para pejabat tinggi negara dan para politikus terhormat di negara pancasila ini. Mereka saling menuding satu sama lain, saling mencari pembenaran dan saling mencari “teman” untuk dilibatkan.

Padahal sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan mendidik para murid, tak pernah sekalipun para siswa diajari untuk tawuran ataupun korupsi. Lantas dari manakah muncul ide-ide untuk melakukan hal yang tak bermoral tersebut? Siapa yang pantas disalahkan jika seorang siswa bukannya belajar dengan rajin tapi justru membolos disaat jam pelajaran? Salah siapa jika para pejabat yang kita percaya bisa mengelola negara ini justru menggelapkan uang rakyat dengan menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena?

Salah satu faktor pemicu terhadap hal-hal diatas yaitu karena kurangnya pendidikan karakter. Hal ini menyebabkan mereka melakukan kegiatan ”sesuka” hati tanpa mempedulikan baik buruk dan nilai moral yang ada. Di sekolah mereka cenderung hanya menerima pendidikan kognitif, asal nilai matematika, bahasa inggris, dan fisika mereka bagus maka mereka dianggap telah berhasil menempuh pendidikan. Padahal bukan hanya kecakapan kognitif yang dibutuhkan seorang anak tapi juga pendidikan karakter sebagai pendukung untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam hal akhlak.

Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Berpijak dari pepatah tersebut sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah sia-sia. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun tanpa aturan dan asal tabrak. Andaikan berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh segingga mudah disetir, dimanfaatkan, dan dikendalikan oleh orang lain. Oleh karenanya, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu sebenarnya apa sih pendidikan karakter?

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Terdapat empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh FW FOERSTER, seorang pencetus pendidikan karakter dari jerman. 

Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.

Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut terhadap resiko setiap kali menghadapi situasi baru.

Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.

Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik dan kesetiaan merupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih. “Anda tidak bisa mengajarkan apa yang anda mau, anda tidak bisa mengajarkan apa yang anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa anda”- Soekarno

Maksud kutipan diatas perlu kita telaah lebih dalam, bukan hanya pengetahuan yang perlu diajarkan, bukan hanya sekedar guru yang berkompeten dalam ilmu pengetahuan yang dibutuhkan tapi lebih kepada pendidikan yang bisa membentuk karakter manusia. Membentuk diri pribadi seseorang sehingga bisa menjadi manusia yang bermoral dan bisa membangun keberadaban bangsa.

Pendidikan lazimnya dilakukan disekolah maupun lembaga informal yang telah terakreditasi. Kunci utama dalam sebuah sistem pendidikan yaitu guru. Peran guru sangatlah penting sebagai sumber ilmu pengetahuan, konselor, guide, hingga fasilitator. Baik buruknya lulusan dari sebuah sekolah maupun lembaga pendidikan yang setara terletak pada guru yang mengajarkan ilmu pada mereka. Jadi untuk bisa mewujudkan pendidikan karakter, seorang guru juga harus memiliki karakter dan kepribadian yang kuat Seperti kita ketahui seorang guru sudah seharusnya memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional.

Jadi untuk mendapatkan kepribadian dan karakter yang kuat bisa melihat dari berbagai kompetensi tersebut. Sedangkan sekolah yang merupakan wadah atau tempat seseorang mencari ilmu juga harus memiliki sistem pengajaran yang efektif, mencakup semua aspek yang diperlukan para anak didik, yaitu pendidikan kognitif dan juga pendidikan karakter. Saat ini pendidikan karakter telah banyak menjadi sorotan dari berbagai kalangan. Sistem pendidikan yang ada diubah sedemikian rupa agar memenuhi pendidikan karakter yang dibutuhkan. Perubahan kurikulum yang dilakukan dari tahun ke tahun diharapkan mampu meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan mampu mencetak para generasi bangsa yang nantinya mampu bersaing dengan kemampuan “komplit” dan mampu membangun bangsa menuju lebih baik.

Dalam hal ini tidak hanya guru yang mampu membangun karakter seoang anak, orang tua yang merupakan orang pertama yang anak kenal tentunya memegang peranan penting. Tanpa perhatian orang tua dan lingkungan keluarga yang mendukung, sama saja selama ini kita menabuh genderang terbuka, tak berbunyi dengan nyaring dan tanpa melodi yang indah. Maka dalam hal ini semua komponen harus bisa bersatu, saling mendukung dan saling memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan seorang anak, agar anak nantinya tumbuh menjadi manusia yang mumpuni dalam hal ilmu pengetahuan dan juga akhlak.


Pilar – Pilar Pendidikan Karakter





Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat menyetujui – nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau bias budaya. Beberapa hal di bawah ini yang dapat kita jelaskan untuk membantu siswa memahami Enam Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut:


1.      Trustworthiness (Kepercayaan)
Jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal – melakukan apa yang anda katakan anda akan melakukannya, minta keberanian untuk melakukan hal yang benar, bangun reputasi yang baik, patuh – berdiri dengan keluarga, teman dan negara.

2. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, gunakan sopan santun, bukan bahasa yang buruk, pertimbangkan perasaan orang lain, jangan mengancam, memukul atau menyakiti orang lain, damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan.

3. Responsibility  (Tanggungjawab)
Selalu lakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin, berpikirlah sebelum bertindak – mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab atas pilihan anda.

4. Fairness  (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka; mendengarkan orang lain, jangan mengambil keuntungan dari orang lain, jangan menyalahkan orang lain sembarangan.

5. Caring  (Peduli)
Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan anda peduli, ungkapkan rasa syukur, maafkan orang lain, membantu orang yang membutuhkan.

6. Citizenship  (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja sama, melibatkan diri dalam urusan masyarakat,  menjadi tetangga yang baik, mentaati hukum dan aturan, menghormati otoritas, melindungi lingkungan hidup.
 


  • Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi untuk:
  1. mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
  2. memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
  3. meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
    Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. 
  4. Untuk lebih jelasnya tonton video di bawah ini: 
 

Itulah 4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” yang dapat admin tulis hari ini semoga bermanfaat, nantikan artikel selanjutnya dan jangan lupa like, share and coment agar kita semua mendapat pahala yang mengalir.



warning: Bagi anda seorang blogger yang ingin meng-copy paste artikel saya harap sertakan link sumber, dengan begitu anda mematuhi aturan dan menghargai penulis. Namun alangkah baiknya jika anda menulis artikel dengan pemikiran anda sendiri, itu malah terlihat hebat.

1 komentar:

  1. Adakah tantangan atau pertimbangan khusus yang disebutkan dalam postingan terkait penerapan program pendidikan karakter pada anak? Visit us Telkom University

    ReplyDelete